3. Pemuda dan Sosialisasi
Adanya peningkatan
pengguna narkoba di kota Bekasi diakibatkan lemahnya sosialisasi yang
dilakukan Badan Narkotika (BNK) Bekasi. Adanya peningkatan itu sesuai
dengan yang disampaikan BNK dalam rapat kerjanya dengan Komisi D.
Laporan yang disampaikan ke DPRD juga dianggap normatif dan
tradisional. “Dari pola kerja yang dipaparkan masih tradisional dan
terkesan hanya copy paste.
Terlebih dalam mengatasi permasalahan pengguna narkoba pada anak sekolah/pelajar, yang menurut data BNK ternyata cukup tinggi,”ucap Ketua Komisi D DPRD Kota Bekasi Heri Koswara. Jumat (21/1). Sesuai dengan yang dilaporkan kepada pihakanya menurut Koswara, BNK mengaku kasus dimasyarakat megalami peningkatan, pada 2010.
BNK Kota Bekasi menyebut peningkatan pengguna narkoba dikalangan pelajar yakni, 95 kasus ditingkat Sekolah Dasar (SD), SMP 143 kasus, SMA/SMK 369 kasus serta Mahasiswa 43 kasus. Pengguna narkoba dikalangan pelajar sendiri didominasi berjenis ganja dan ditingkat SD ditemukan kasus narkoba lewat permen dan rokok,” papar Heri.
Namun dengan adanya laporan peningkatan tersebut menurut Heri, pihaknya sangat menyayangkan terkait kurangnya penanganan rehabilitasi bagi pengguna yang terungkap kasus narkoba, terutaman bagi kalangan pelajar. Hanya segelintir pelajar saja dibawa kepanti rehabilitasi di Lido Sukabumi, Jawa Barat. “Sisanya dibiarkan dan menjadi tanggung jawab sekolah dan orang tua masing-masing siswa, ini merupakan salah satu contoh kelemahan dalam penanggulangan narkoba di masyarakat,” katanya menyayangkan.
Adapun Terkait data berapa banyak yang direhabilitasi lanjut Heri, pihak BNK tidak menyebut jumlahnya. Namun terkait sosialisasi anggaran katakan BNK sebagai factor utama sebuah kasus tidak bisa dicari titik terangnya.”Padahal pada tahung anggaran 2010 BNK diberi anggaran Rp 3.2 miliar. Anggaran sebesar itu masih diklaim BNk belum bisa dimaksimalkan itu mengheranakan,”ujar Heri.
Menurut Heri dengan laporan itu dia menilai, bahwa fungsi BNK Kota Bekasi kurang jelas dan focus, terbukti parameternya dilihat dari antara membantu mengungkap pengguna narkoba atau mencari penyelesaian para pecandu. “SDM (Sumber Daya Manusia) dijajaran pengurus BNK perlu dibenahi. Para petugas ini seharusnya memiliki criteria yang mampu mengungkap, bukan hanya sebatas tahu tentang jenis narkoba,” terangnya.
Sementara itu, Ketua BNK Kota Bekasi Rahmat Effendi mengatakan, pihaknya akan terus melakukan sosialisasi kesekolah-sekolah. Dalam menekan penyalagunaan dan peedaran narkoba program BNK kedepannya masih fokus di sekolah- sekolah disamping sosialisasi dimasyarakat yang juga terus dilakukan.
Melihat temuan BNK wilayah yang rawan menggunakan dan mengedarkan narkoba, Kecamatan Bekasi Timur, Bekasi Selatan, Bekasi Utara serta Rawalumbu. “ Kedepan kami akan lakukan penyegaran terhadap apara satgas BNK diwilayah setempat,” pungkasnya Rahmat. (ROB)
Pendapat saya :
Penggunaan narkotika secara terus menerus hanya akan mengakibatkan ketergantungan (sakau). Dimana mempengaruhi kondisi fisik, syaraf, jantung dan pembuluh darah. Kondisi psikis pemakai juga terpengaruhi seperti, ceroboh, mudah tegang dan gelisah, pesimis, dll. Dampak sosialnya mencakup, dikucilkan dari masyarakat, menjadi anti sosial dan asusila, dan masa depan menjadi tidak jelas. Secara garis besar penggunaan zat narkotika hanya akan merusak dan menghancurkan masa depan si pemakai.
Ref : sentanaonline.com/detail_news/main/125/1/22/01/2011/Pengguna-Narkoba-di-Kalangan-Pelajar-Cukup-Tinggi-di-Bekasi
Terlebih dalam mengatasi permasalahan pengguna narkoba pada anak sekolah/pelajar, yang menurut data BNK ternyata cukup tinggi,”ucap Ketua Komisi D DPRD Kota Bekasi Heri Koswara. Jumat (21/1). Sesuai dengan yang dilaporkan kepada pihakanya menurut Koswara, BNK mengaku kasus dimasyarakat megalami peningkatan, pada 2010.
BNK Kota Bekasi menyebut peningkatan pengguna narkoba dikalangan pelajar yakni, 95 kasus ditingkat Sekolah Dasar (SD), SMP 143 kasus, SMA/SMK 369 kasus serta Mahasiswa 43 kasus. Pengguna narkoba dikalangan pelajar sendiri didominasi berjenis ganja dan ditingkat SD ditemukan kasus narkoba lewat permen dan rokok,” papar Heri.
Namun dengan adanya laporan peningkatan tersebut menurut Heri, pihaknya sangat menyayangkan terkait kurangnya penanganan rehabilitasi bagi pengguna yang terungkap kasus narkoba, terutaman bagi kalangan pelajar. Hanya segelintir pelajar saja dibawa kepanti rehabilitasi di Lido Sukabumi, Jawa Barat. “Sisanya dibiarkan dan menjadi tanggung jawab sekolah dan orang tua masing-masing siswa, ini merupakan salah satu contoh kelemahan dalam penanggulangan narkoba di masyarakat,” katanya menyayangkan.
Adapun Terkait data berapa banyak yang direhabilitasi lanjut Heri, pihak BNK tidak menyebut jumlahnya. Namun terkait sosialisasi anggaran katakan BNK sebagai factor utama sebuah kasus tidak bisa dicari titik terangnya.”Padahal pada tahung anggaran 2010 BNK diberi anggaran Rp 3.2 miliar. Anggaran sebesar itu masih diklaim BNk belum bisa dimaksimalkan itu mengheranakan,”ujar Heri.
Menurut Heri dengan laporan itu dia menilai, bahwa fungsi BNK Kota Bekasi kurang jelas dan focus, terbukti parameternya dilihat dari antara membantu mengungkap pengguna narkoba atau mencari penyelesaian para pecandu. “SDM (Sumber Daya Manusia) dijajaran pengurus BNK perlu dibenahi. Para petugas ini seharusnya memiliki criteria yang mampu mengungkap, bukan hanya sebatas tahu tentang jenis narkoba,” terangnya.
Sementara itu, Ketua BNK Kota Bekasi Rahmat Effendi mengatakan, pihaknya akan terus melakukan sosialisasi kesekolah-sekolah. Dalam menekan penyalagunaan dan peedaran narkoba program BNK kedepannya masih fokus di sekolah- sekolah disamping sosialisasi dimasyarakat yang juga terus dilakukan.
Melihat temuan BNK wilayah yang rawan menggunakan dan mengedarkan narkoba, Kecamatan Bekasi Timur, Bekasi Selatan, Bekasi Utara serta Rawalumbu. “ Kedepan kami akan lakukan penyegaran terhadap apara satgas BNK diwilayah setempat,” pungkasnya Rahmat. (ROB)
Pendapat saya :
Penggunaan narkotika secara terus menerus hanya akan mengakibatkan ketergantungan (sakau). Dimana mempengaruhi kondisi fisik, syaraf, jantung dan pembuluh darah. Kondisi psikis pemakai juga terpengaruhi seperti, ceroboh, mudah tegang dan gelisah, pesimis, dll. Dampak sosialnya mencakup, dikucilkan dari masyarakat, menjadi anti sosial dan asusila, dan masa depan menjadi tidak jelas. Secara garis besar penggunaan zat narkotika hanya akan merusak dan menghancurkan masa depan si pemakai.
Ref : sentanaonline.com/detail_news/main/125/1/22/01/2011/Pengguna-Narkoba-di-Kalangan-Pelajar-Cukup-Tinggi-di-Bekasi